Postingan

Lembah harap

Puan, Langit disore ini begitu indah Jingga nya merekah hingga ke ufuk bumi Pancaran yang berwarna megah Semegah keindahan mu saat dipandangi Puan,  Langit yang ku tatap itu Makin kian dipadu awan kelabu Membaluti syahdu jingga yang merah Layaknya sikapku yang mungkin engkau sebut amarah Puan, Jauh dalam dasar relung jiwa ini Tubuhku bersaksi atas kemaafan Harap puan tersenyum kembali Hingga detik nyaman dipenghabisan Puan, Harapku disebut bibirmu Nyataku ingin ditatapmu Maafkan awan kelabu Yang kian membaluti megahnya indahmu H.N

Lupa

Sajak nya terus tertera Jejak nya masih tersisa Semerbak baunya kian menyengat tanpa sirna Namun semuanya hanya cerita dari mereka Dulu mungkin berbicara sesama Atau sama sekali hanya hayalan semata Pilu yang diprasangka dari nya Sering muncul dan hilang begitu saja Sejenak diam dengan rasa ambigu Masa sisa nya arah pun tidak menentu Entah berantah salahku Atau tercatat pihak lain yang sering menyerbu Siapa kah dirimu? Darimana asalmu? Mengapa firasatku kita dulunya berseteru Tapi lupa kapan kah hal itu Entah lah, harapku ingin mengingat Namun hasratku selalu melesat Semoga lupa kini Terganti terbit di esok hari

Jangan terlalu jauh

Bergerak mu dibutuhkan Damai berbaur sebagian dari jalan Lekuk yang kesasar jangan dirisaukan Terus mengarah layaknya mata memandang Kawan Jalanmu mungkin sudah benar Namun jangan terlalu laju jika arah telah gagal Berhenti sejenak untuk merubah keadaan Jangan risau dengan keterlambatan Salah kita kali ini terlalu jauh menyakiti diri Jiwamu butuh asupan untuk bisa kembali Jangan paksa jika hanya perkara yang sirna Hidup tanpa luapan Semoga lekas tercapai segala bentuk harapan Kini bisakah kita berseteru Atau rumah mana lagi yang harus kutuju

Bukan pewaris

Lelah pasti Langkah jangan terhenti Beranjak untuk berimajinasi Semuanya untuk diri sendiri Sajak rakitan Semua harus dilemparkan Jangan biarkan ambigu Cukup sadarkan dirimu Keluarlah beranjak pergi Zona nyaman bukan kita yang isi Bangun untuk mendahulukan mentari Agar tercipta peradaban kini Tusukan pewaris Menyengat mental perintis Lekas pulih yang anarkis Tetap utuh disuburi gerimis